15Jenis Motif Kre Alang dan Makna Motif Kre Alang, Kain Tenun Khas Sumbawa. Kre Alang merupakan kain tenun khas masyrakat sumbawa yang diwarisi turun temurun dari nenek moyang suku samawa di sumbawa. Kre Alang berupa kain sarung berukuran lebih kecil dari sarung pada umumnya (ukurannya setengah dari sarung biasa), Proses penenunan kre alang
TANGERANGNEWScom-Saat ini, banyak orang yang memanfaatkan tanaman sebagai salah satu dekorasi untuk sebuah ruangan.Dengan meletakkan tanaman di dalam ruangan merupakan cara yang baik untuk menghidupkan dan memberi warna pada ruangan. Selain mempercantik ruangan, tanaman hias juga berfungsi untuk meningkatkan produktivitas dan suasana diri pemiliknya serta menjernihkan udara.
danPura Sakenan merupakan simbol dari Swah dan Bhur Loka. Di mana keberadaan 'Ketiga Pura' itu diharapkan dapat mencip-takan keseimbangan di antara Ketiga kosmik tersebut, sehingga akan memberikan pengaruh pada ajegnya kemakmuran di dunia, ajegnya wilayah Kerajaan Mengwi seajeg 'Tri Loka' (Linus, 1992: 2).
Vay Tiα»n Nhanh Ggads. ο»Ώ403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID IDTdtdxBSqEGICqK18k8pf92WXFZ44-1VPio-onKqK8wIbZCVbtmfg==
48 banyak menjadi sumber penciptaan motif hias, untuk jenis binatang ini dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok. Menurut Sugeng Tukio motif hias motif binatang dapat dikelompokkan menjadi a. Binatang hidup di darat melata b. Binatang hidup di air c. Binatang hidup di udara bersayap Dari tiga jenis binaang ini dapat diperoleh penggambaran dan setiap jeins dapat memberikan contoh berlainan yang penciptaanya ada yang dikaitkan dengan kepercayaan Sugeng Tukio, 1987 115 . 4. Kelompok Motif Hias Dekoratif Kelompok motif hias dekoratif menurut Sugeng Tukio adalah banyak ragam hias yang tidak mengambil unsur alam maupun bentuk geometris seperti kaligrafi dan jalinan garis. Jenis motif hias ini dikenal dengan nama motif dekoratif. Dari pendapat ini yang dimaksud motif hias dekoratif adalah motif-motif hias yang mengambil obyek selain dari unsur-unsur alam maupun bentuk-bentuk geometris atau ilmu ukur. Jenis motif hias dekoratif ni banyak ditemukan di seluruh Indonesia, pada hasil karya masa lampau, banyak diciptakan manusia bermula untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lebih dari itu untuk pelengkap upacara adat dan sebagai benda pusaka Sugeng Tukio, 1984 3 . C. Arti dan Makna Simbol pada Ragam Hias Ragam hias sebagai elemen pokok dari gambar dalam penerapannya di samping sebagai unsur penghias semata, sering pula ditemui adanya makna simbolis 49 atau maksud β maksud tertentu yang sesuai dengan falsafah hidup penciptanya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini Gustami 1980 7 menerangkan sebagai berikut β¦.didalam ornament sering ditemukan pula nilai β nilai simbolik atau maksud β maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup manusia atau masyarakat penciptanya, sehingga benda β benda yang dikenai oleh suatu gambar akan mempunyai arti yang lebih jauh dengan disertai harapan β harapan yang tertentu pula. Berdasarkan pendapat di atas, pada dasarnya penciptaan suatu ragam hias tidak lepas dari arti simbolis yang terkadung di dalamnya. Hal ini sudah dapat dijumpai pada zaman Mesir kuni, yaitu gambar dari dewa β dewa, di India dengan gambar sapi sebagai dewa Syiwa atau gambar Naga di China sangat terkenal. Di Jawa arti gambar juga sudah dikenal sejak zaman dulu, baik diwujudkan dalam ragam hias, patung atau reliaef, benda β benda pusaka, batik, pewayangan dan lain β lain. Jadi segala sesuatu yang diciptakan manusia tersebut pada umumnya mempunyai arti simbolis. Pemaknaan gambar dalam sejarah pemikiran ada dua arti gambar yang sangat berbeda satu sama lain, yaitu dalam pengalaman religius dan dalam system logika dan ilmu pengetahuan. Di dalam pengalaman religius, gambar dipandang sebagai ungkapan indrawi atas realitas yang transenden, sementara yang lain, gambar atau gambaran memiliki arti sebagai tanda yang abstrak. Dalam masyarakat Jawa, terdapat semacam pendidikan humaniora yang mengajukan nilai β nilai kemanusiaan dan pernyataan β pernyataan simbolis yang merupakan bagian integral dari system budaya. Berdasar kandungan nilai β nilai sub kultur, kelompok gambar dan pelembagaan pendidikan humaniora dapat digolongkan menjadi tiga tipe pendidikan humaniora dalam masyarakat tradisional 50 Jawa, yaitu istana, pesantren dan perguruan. Dalam lembaga keabdidaleman ditampung bermacam β macam pekerjaan kreatif dari penciptaan karya β karya sastra sampai kesenian representasional, misalnya Pujangga Kraton yang memproduksi karya β karya sastra dan Abdi β abdi dalem lain yang mendukung berbagai macam kepentingan simbolik, seperti abdidalem dalang untuk keperluan pertunjukan wayang kulit, abdi dalem juru sungging untuk keperluan menggambar dan lain β lain. Walaupun bukan dari Kraton saja, empat ilmu β ilmu tersebut dilestarikan dan dikembangkan, tetapi dari kratonlah nilai dan gambar mengalir kebawah secara paling deras. Di kalangan pesantren gambar juga digunakan, sekalipun tidak semua gambar mempunyai kadar kekayaan makna yang sama. Adapun contoh dari penggunaan gambar tersebut antara lain dalam seni bela diri, para pendekar tapak suci menurut ceritera berusaha menciptakan jurus β jurus silat menurut abjad arab seperti jurus Alip dan seterusnya. Dalam dunia perguruan bela diri, gambar tidak eru dibedakan dengan istana, karena perguruan merupakan pemeliharaan ilmu β ilmu kejawen di luar Istana. Salah satu hal yang menarik dalam ragam hias adalah makna simbolik yang terdapat dalam ragam hias tersebut, di samping hiasan-hiasan yang terdapat di dalamnya. Penciptaan suatu ragam hias banyak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan pandangan hidup penciptanya, jadi ragam hias tersebut sebagai visualisasi kondisi masyarakat pada waktu itu. Soegeng Toekio 1987 9 dalam bukunya menguraikan bahwa ragam hias yang ada di kehidupan masyarakat sebagai media ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual yang proses penciptaamya tidak lepas dari pengaruh lingkungan. Ragam hias tersebut ditujukan sebagai pelengkap rasa estetika yang biasanya dalam ragam hias tersebut terdapat pula makna 51 simbolis tertentu, menurut apa yang berlaku sah secara konfensional dilingkungan masyarakat pendukungnya Soegeng Toekio,1987 9 . Sejak jaman nenek moyang, penciptaan suatu ragam hias tidak dapat dilepaskan dari unsur β unsur yang melatar belakangi penciptaanya. Penciptaanya biasanya berkaitan erat dengan pandangan hidup penciptanya. Jadi ragam hias tersebut di samping fungsinya sebagai penghias pada umumnya, barang kali juga memiliki suatu arti simbolis. Dari bermacam β macam ragam hias yang ada, selain aspek estetis yang terlihat, tersirat pula di dalamnya nilai filosofis sebagai bentuk ungkapan contoh diantaranya dapat dilihat pada bentuk lidah api, Meru, Ular, Kala, Bunga β Bunga dan masih banyak lainnya yang kesemua itu memiliki makna simbolik tertentu. Mengenai pengertian ragam oleh Gustami 1980 176 dijelaskan sebagai berikut β¦β¦..Bahwa ragamlah yang menjadi pangkal atau pokok dari suatu pola, dimana setelah ragam itu mengalami gambars penyusunan dan ditebarkan secara berulang- ulang akan memperoleh sebuah pola. Kemudian setela pola tersebut diterapkan pada benda lain maka jadilah suatu ornament. Selanjutnya dalam β Kamus Indonesia Modernβ dijelaskan bahwa kata hias mempunyai arti sesuatu untuk menambah indah. Dengan demikian pengertian kata hias yang dimaksud adalah sesuatu untuk menambah indah, baik terdiri dari unsur β unsur hias berupa ragam maupun unsur β unsur hias lainnya. Oleh karena itu ragam hias adalah bentuk atau elemen dasar yang bertujuan untuk suatu keindahan dalam kesenian. Ornamen merupakan suatu bentuk yang tidak lepas dari ragam hias. Ornamen berasal dari bahasa latin βOrnareβ, pengertian ornament adalah setiap hiasan bergaya geometrik bergaya lain. Ornamen dibuat pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan perabot, pakaian dan sebagainya dan arsitektur. Faktor yang 52 mendorong timbulnya ornament adalah dari dalam manusia sendiri dan dorongan dari luar yang meliputi lingkungan masyarakat manusia dan lingkungan alam. Dorongan dari alam meliputi segala bentuk tuntutan rohani, sedangkan dorongan dari luar suatu keterikatan manusia sebagai makhluk sosial terhadap alam sekitarnya Sutan Muhammad Zain, 1958 609 . D. Ragam Hias pada Bangunan Kraton di Surakarta
- Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku, di mana tiap suku memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri dalam melestarikan adat istiadat budayanya. Salah satu hasil karya dari banyak suku yang ada di Indonesia adalah karya ragam hias dan masing-masing daerah dengan suku bangsanya menghasilkan ragam hias dan ornamen yang berbeda pula. Lalu, apa itu ragam hias, bentuk dan maknanya? Simak penjelasan berikut! Definisi ragam hias Kemendikbud RI ilustrasi motif ragam hias burung cendrawasih. Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ragam hias adalah salah satu hasil karya seni rupa yang sengaja dibuat dengan tujuan untuk menghias suatu produk sehingga produk tersebut menjadi lebih indah dan bermakna. Adapun ragam hias juga bisa menjadi ciri khas yang menjadi identitas suatu daerah. Misalnya, ragam hias Cendrawasih dari Papua, ragam hias Singo Barong dari Bali, dan masih banyak lainnya. Baca juga Ciri Khas Ragam Hias Papua Makna ragam hias Selain untuk memenuhi unsur keindahan dan ciri khas suatu daerah, ragam hias juga memiliki makna ragam hias Ulam Sari Emas dari Bali memiliki makna simbolik yakni kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat nelayan yang hidup di pinggiran pantai. Kemudian, makna pemilihan warna untuk ragam hias tradisional yang dipakai pada pewarnaan ukir di Toraja, Sulawesi Selatan, patung Asmat di Papua, dan tenun Sumba di Nusa Tenggara Timur NTT. Ini makna dari warna yang dipilih Warna Merah, sebagai simbol api, menunjukkan keberanian dan semangat Warna putih, sebagai lambang kesucian Warna hitam, warna tanah, dan besi, sebagai simbol kesentausaaan dan keabadian Warna kuning, sebagai simbol keluhuran, kemuliaan, dan kegairahan Baca juga 4 Jenis Motif Ragam Hias Bentuk ragam hias Kemendikbud RI ilustrasi motif dasar ragam hias Toraja. Ada beraneka bentuk ragam hias yang dikembangkan di Indonesia. Kebanyakan, motif atau bentuk ragam hias yang banyak digunakan di wilayah Indonesia yakni bentuk tumbuhan atau gubahan dari tumbuhan. Selain tumbuhan, ada juga bentuk ragam hias hewan. Motif hewan yang dikembangkan menjadi ragam hias biasanya memilih hewan yang berkembang di daerah tersebut. Misalnya, di daerag Bali di pinggiran pantai memilih ikan sebagai obyek pengembangan ragam hias. Lalu, Papua yang mengembangkan motif ragam hias faunanya dengan memilih burung Cendrawasih. Di Toraja, yang menghargai tinggi nilai kerbau, maka ragam hiasnya banyak yang bermotif kerbau. Sebab, bagi suku Toraja, kerbau menggambarkan tentang harapan akan datangnya kekayaan atau rejeki karena kerja keras mereka sehari-hari. Baca juga Teknik Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
ragam hias yang merupakan simbol kemakmuran dan kesuburan adalah